Tarif Telepon Naik, Siapa Takut?
Lima pemuda Pondok Gede,
Bekasi, berhasil menciptakan alat yang mampu menghemat pulsa
telepon sekitar 30%, anti sadap telepon, dan anti petir.
Hati Thomas tidak lagi masygul.
Wiraswastawan di bilangan Jalan Sudirman, Jakarta, itupun tak lagi
kelihatan uring-uringan. Padahal setahun lalu ia gampang marah.
Pasalnya, tagihan telepon dirumah dan kantornya sering meroket.
Meski tarif telepon perbulannya sudah bisa diperkirakan, setiap
melihat lembar tagihan ia tetap saja dibuat pusing. Maklum, ketika
itu bisnisnya lagi seret.
Tetapi kejadian setahun lalu itu
tidak lagi terjadi pada Thomas, terutama sejak ia berkenalan
dengan alat kecil bermerek Rowset. Alat sebesar kotak soket
telepon itu mampu memangkas biaya pengeluaran bulanan rekening
telepon. "Hematnya sangat terasa." kata Thomas, tanpa
menyebut berapa persen.
Rowset, alat yang dipakai Thomas,
ternyata bukan barang impor. Piranti itu adalah buah rekayasa anak
negri sendiri yang tergabung dalam kelompok Papua Creative. Papua
beranggotakan lima orang yang rata-rata masih kuliah.
Setahun silam bermodal dengkul
mereka mengutak-atik piranti yang diyakini mampu menghemat pulsa
telepon. Mereka lantas melacak referensi. Andil Prasetyo Suratno
yang pernah bekerja di Indosat cukup besar. Terutama dalam
menemukan komponen yang paling cocok untuk jaringan telepon
domestik. Maklum, produk penghemat telepon yang pernah beredar
dipasaran, setelah dicoba, ternyata tidak cocok buat jaringan
Indonesia. Lewat kerja keras, prototip Rowset berhasil dibuat,
persis sebulan setelah Papua berdiri. Mulai Agustus 1999 Rowset
diproduksi.
Prinsip kerja Rowset adalah
menstabilkan dan memfilter sinyal telepon yang masuk dan keluar
dari pesawat telepon yaitu sinyal dircet current, sinyal
alternating current (untuk voice) dan sinyal pulse carrier
pada frekwensi 14-16 khz. Besaran sinyal yang dikirim dari sentra
telepon PT Telkom itu dalam perjalanan menuju rumah pelanggan
mengalami gangguan akibat proses induksi dan interferensi. Antara
lain oleh sinyal radio, handy talkie, ponsel, dan kabel listrik
tegangan tinggi. Akibatnya, sinyal bisa melonjak bahkan mendekati
19 khz.
Memang pesawat telepon masih bisa
menoleransi perubahan sinyal ini. Tapi, perubahan sinyal itu
membuat pulsa yang tidak terfilter akan menyusut durasinya tak
lagi genap 2 menit pembicaraan perpulsa. Akibatnya pemakaian
telepon menjadi boros. Nah, Rowset berfungsi mengembalikan sinyal
berada pada kisaran 16,7 khz, mendekati yang dikeluarkan sentra
telepon Telkom, sehingga setiap pulsa tetap bisa dipakai untuk
pembicaraan selama 2 menit.
Itu tercipta karena Rowset didesain
sedemikian rupa, sehingga mampu menstabilkan dan memfilter lalu
lintas frekwensi yang mengalir dan keluar dari pesawat telepon.
"Tidak ada efek sama sekali pada jaringan maupun pesawat
telepon, " kata Prasetyo. Hebatnya lagi, berdasarkan masukan
pelanggan, Rowsettidak hanya mampu menghemat pulsa hingga 30%,
tetapi juga bisa menjadi piranti antisadap telepon dan tameng bagi
pesawat wireless, faksimile, dan modem dari petir - sekitar radius
50 meter dari titik petir. "Bayangkan kalau dipakai untuk
hubungan interlokal, pasti terasa penghematannya," kata
Prasetyo kepada Ade Irawan Trisnadi dari GAMMA.
Sepintas Rowset tidak jauh berbeda
dengan piranti tambahan yang dipasang sebelum sinyal dari sentra
telepon dialirkan kepesawat telepon. Memasang instalasinya pun
tidak rumit. Intinya, plug di soket (input telepon dipindahkan ke
soket yang tersedia di Rowset. Lalu, plug dari Rowset dimasukkan
ke soket input yang tersedia dipesawat telepon. Bila lampu (LED)
hijau di Rowset menyala, berarti instalasinya benar, sedangkan
kalau lampu (LED) menyala merah, berarti instalasinya salah.
Secara informal, Rowset juga pernah
diuji coba PT Telkom. Meski demikian Rowset bukan tanpa kelemaha.
Alat ini belum dilengkapi instalasi pembuangan arus penghantar
petir kedalam tanah. Makanya bila disambar petir, Rowset akan
jebol, tapi pesawat telepon atau modem tetap aman. Selain itu
kandungan dalam Rowset masih diimpor dari Singapura karena tidak
diproduksi didalam negri.
Artikel dari Intisari,
Pebruari 2001
Rowset, Si Penghemat Pulsa
Pulsa telepon bakal naik.
Tapi tak usah kawatir, lima pemuda Pondok Gede berhasil merangkai
alat penghemat pulsa sekaligus anti petir yang mampu menekan
pemakaian pulsa hingga 30 persen.
A ndi jadi maniak internet sejak
berkenalan dengan dunia maya tersebut. Karyawan perusahaan swasta
di bilangan Sudirman, Jakarta, itu mulai pusing saat tagihan
telepon dirumahnya membengkak hingga Rp 500 ribu sebulan.
Beruntung anak muda ini belum menikah sehingga ia tak perlu
bertengkar dengan istri hanya soal tagihan telepon. Meski
demikian, ia mulai berpikir seandainya ada alat yang mampu
menghemat pulsa.
Harapannya terkabul saat ia
diberitahu seorang teman ada alat penghemat pulsa yang bakal
meringankan bebannya. Sang kawan menyarankan agar mencarinya di
Pasar Kenari, Jakarta Pusat. Disalah satu toko peralatan telepon
dan alat listrik, Andi menemukan perangkat yang secara fisik
bentuknya tak jauh beda dengan kotak instalasi dari Telkom. Namun
sang penjual menyakinkan alat tersebut bakal menghemat pulsa
hingga 30 persen.
Ternyata benar, sebulan kemudian
tagihan telepon dirumahnya berkurang cukup besar, hanya sekitar Rp
300 ribu. "Lumayan, selisih uangnya bisa untuk yang
lain," katanya sambil tertawa.
Ternyata, alat penghemat pulsa yang
digunakan Andi bukan produk impor. Alat itu hasil rekayasa lima
pemuda Pondok Gede, Jakarta, yang kini menjadi produsen perangkat
yang tak hanya berfungsi sebagai penghemat pulsa, namun juga
penangkal petir dan anti sadap. Lima anak muda itu tergabung dalam
Papua Creative, lembaga yang menjadi pemegang hak paten dari alat
multiguna tersebut.
Setahun silam, para pemuda yang
masih kuliah ini mencoba mengutak-atik peralatan yang diyakini
mampu menghemat pulsa. Referensi pun dicari di berbagai sumber.
Prasetyo yang pernah bekerja di PT Indosat banyak menelusuri
komponen yang paling sesuai dengan jaringan telepon di Indonesia.
"Soalnya ada alat penghemat pulsa produk luar yang pernah
diuji coba, ternyata tidak cocok buat jaringan telepon di
Indonesia. Begitu juga, alat kita nyatanya tak jalan sewaktu
dicoba di Brunei," jelas bujangan yang kini lebih banyak
menjadi motor usaha bersama tersebut.
Secara prinsip, sebenarnya Rowset
bekerja sebagai stabilisator dan filter sinyal telepon yang ada di
jaringan PT Telkom. Nilai frekuensi sinyal yang dikeluarkan PT
Telkom berkisar antara 14-16 Khz (pulse carrier). Sinyal inilah
yang menentukan lama-cepatnya perhitungan pulsa telepon.
Namun frekuensi atau sinyal yang
sampai dirumah atau di pesawat telepon telah berubah menjadi 17-20
Khz. Penyebabnya, terjadi induksi dan interferensi sinyal sewaktu
mengalir dari sentral telepon ke pesawat pelanggan. Sinyal yang
mengganggu itu antara lain sinyal radio AM/FM, radio amatir,
handphone, efek listrik tegangan tinggi, dan sebagainya.
Akibat perbedaan inilah yang
menyebabkan perhitungan 1 pulsa telepon lebih cepat dari
seharusnya. Bila, misalnya sesuai ketentuan Telkom, 1 pulsa setara
dengan 2 menit percakapan, maka akibat gangguan sinyal tersebut
dapat menjadikan pulsa hanya 1 menit percakapan. "Kalau untuk
pemakaian lokal sih tak terlalu berpengaruh, tapi coba untuk
pemakaian interlokal atau SLI atau internet, pasti akan terasakan
perbedaan sangat besar," jelas Syahrudin, anggota Papua yang
jebolan STM elektro. Berdasarkan masukan para konsumen, alat ini
mampu menghemat antara 10-30% tergantung kepada banyaknya
pemakaian setiap bulan.
Lewat Rowset produk Pondok Gede
inilah, segala gangguan itu disingkirkan. Artinya sinyal yang
diterima pesawat telepon tetap berada dikirasan 16-17 Khz, sama
seperti yang dikeluarkan PT Telkom. Hal tersebut dapat terjadi
karena berbagai komponen pembangun Rowset sudah diukur sedemikian
rupa sehingga mampu menjadi penstabil dan filter. "Dan yang
pasti tidak punya efek samping terhadap jaringan maupun pesawat
telepon," kata Prasetyo.
Dengan demikian, prinsip kerja dari
Rowset tak melanggar ketentuan PT Telkom, bahkan seharusnya PT
Telkom berterimakasih kepada lima pemuda ini karena telah menutup
kelemahan jaringan PT Telkom.
Baca
juga RUBRIK Teknologi Informasi Majalah PANJI 17 Januari 2000
|